Sutradara Terbaik Perfilman Indonesia

Sutradara Terbaik Perfilman Indonesia– Tidak akan ada film yang berkualitas tanpa adanya campur tangan produser dan sutradara yang mempunyai kemampuan tinggi dalam hal perfilman..

Dalam dunia perfilman Indonesia memiliki banyak cerita semenjak merdekanya negara Indonesia ini. Dari semua film yang pernah tercipta, ada beberapa film yang memiliki kualitas yang mumpuni. Di balik film yang keren dan bagus , terdapat sutradara yang hebat didalamnya.

Sutradara Indonesia memiliki kemampuan yang membawa penonton di Indonesia yang menonton filmnya memiliki imajinasi dan cara berpandang yang berbeda – beda. Sutradara dibawah ini mampu bersaing dengan film-film dalam ajang Internasional yang tidak kalah kerennya. Mampu membuat film-film yang mengesankan, berikut 10 Sutradara terbaik yang dimiliki oleh Indonesia saat ini: idn poker

1. Teguh Karya

Nama Teguh Karya mungkin terdengar asing untuk beberapa orang bahkan para pecinta film zaman sekarang. Tetapi jika kamu adalah orang yang benar-benar menyukai tentang sejarah perfilman Indonesia tentu saja kamu pasti sudah mengenal Teguh Karya. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Sutradara Terbaik Perfilman Indonesia

Ia adalah seorang maestro perfilman yang sukses meraih Piala Citra sejumlah enam kali sebagai Sutradara Terbaik. Ini merupakan suatu perjalanan yang luar biasa, karena kita dapat ketahui mendapatkan panggilan sebagai sutadara terbaik tidaklah mudah.

karyanya yang populer era 70 dan 80-an di antaranya terdapat Cinta Pertama (1974), November 1828 (1979), Pacar Ketinggalan Kereta (1989) dan lainnya. Film-film Karya Teguh berhasil menghasilkan artis dan aktor senior seperti Slamet Rahardjo dan Christine Hakim. Saat itu membuat Christine Hakim meraih pemeran wanita utama terbaik pertama kali sebelum pada posisi kedua ditempati oleh Putri Marino sebagai pemeran wanita utama terbaik dalam perannya di film Posesif.

2.Arifin C Noer

Selain Teguh Karya, Indonesia juga memiliki sutradara terbaik dalam sejarah perfilman di Indonesia . Dia adalah mendiang Arifin C Noer yang film-filmnya sering kali masuk dalam nominasi FFI pada zamannya.

Filmnya yang terkenal adalah Serangan Fajar (1981), Djakarta 1966 (1983) dan lain sebagainya. Karyanya yang diingat samapai sekarang adalah G30-S/ PKI (1984), yang termasuk film kontroversial di zaman sekarang.

Dari segala kontroversi yang mengaitkan tentang Arifin, tidak dapat dipungkiri juga bahwa karya-karya yang telah ia membuat mempengaruhi perfilaman di Indonesia.

3.Riri Riza

Riri Riza adalah ssalah satu sutradara yang sukses mengembalikan kembali semangat perfilman Indonesia yang sempat jatuh bangun karena adnaya persaingan ketat dengan fil Hollywood dan Film Hongkong.

Riri pertama kali membuat film fenomenalnya dengan judul petualangan Sherina. Semua karyanya memiliki keindahan alur cerita yang unik dan mengesankan pada semua genre film-filmnya.

Riri Riza meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik di tahun 2005 atas filmnya yang berjudul Gie, sebuah film biopik tentang seorang mahasiswa yang diperankan oleh Nicholas Saputra. Selain itu, Ada Apa Dengan Cinta (2016) yang menjadi film telaris dan terpopuler sepanjang sejarah perfilman Indonesia yang selalui digilai semua penontonnya.

4.Joko Anwar

Semua orang tahu bahwa Joko Anwar adalah sutradara film horor Pengabdi Setan. Tapi jauh sebelum itu, Joko Anwar sebenarnya sudah memiliki prestasi gemilang. Karena hasil karyanya membuat film pengabdi setan menjadi film terlaris.

Pengabdi Setan berhasil meraih penghargaan dalam ajang apresiasi FFI 2017 yaitu berjumlah 7 Piala Citra. Sebelumnya, Joko Anwar juga sukses meraih penghargaan sutradara terbaik pada tahun  2015 dalam film A Copy of Mind.

5.Hanung Bramantyo

Saat ini memang Hanung Bramantyo tidak sepopuler di masa sebelumnya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa nama Hanung Bramantyo pernah membuat film-film yang kontroversial dalam perfilman di tanah air.

Sutradara Terbaik Perfilman Indonesia

Film dengan kategori terbaiknya yaitu omblo (2006) dan Sang Pencerah (2009). Hanung Bramantyo sempat sukses meraih dua kali penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam filmnya berjudul Brownies (2005) dan Get Married (2007) lalu .

6.Rizal Mantovani

Nama sutadara yang satu ini memang sudah tidak asing lagi bagi perfilman Indonesia walaupun banyak juga yang belum mengetahui karya apa saja yang telah dibuatnya. Rizal Mantovani namanya lebih populer dan terkenal karena selalu menyutradai perfilman horor Indonesia. Memulai debut layar lebar sebagai sutrada bersama Mira Lesmana dalam Kuldesak (1999), seorang Rizal Mantovani benar-benar meroket namanya setelah sukses menyutradai dalam film Jelangkung episode pertama(2001). Film Jelangkung disebut sebagai awal kebangkitan terbitnya kembali perfilman bergenre horor di Indonesia ini.

Rizal Mantovani orang yang bereperan penting dalam film Jelangkung (2001), trilogi Kuntilanak hingga 5 CM (2011). Seusai kesuksesannnya dalam membuat film Jelangkung, Rizal kembali membuat film bergenre horor Kuntilanak pada tahun 2006. Seperti sudah diprediksi, film ini juga sukses besar, dan mendapat dua film lanjutan yakni Kuntilanak 2 (2007), dan Kuntilanak 3 (2008). bukan berarti Rizal Mantovani nggak pernah mengecewakan para penonton. Beberapa karyanya yang mengecewakan adalah Air Terjun Pengantin dan beberapa film horor lainnya.

7.Rudi Soedjarwo

Nama Rudi Soedjarwo masuk ke jajaran para sutradara Indonesa terbaik bukan tanpa alasan. Lewat tangan Soedjarwo inilah karya Ada Apa Dengan Cinta (2004) terlahir.

Berkat karyanya, Rudi Soedjarwo berhasil mendapatkan Piala Citra atau FFI pertama setelah prnghargaan tersebut mati suri selama 12 tahun.

8.Edwin

Nama Edwin memang masih asing terdengar seperti nama-nama besar yang sudah disebutan di atas. Tapi, sutradara berusia 39 tahun ini memiliki prestasi di kancah Internasional yang patut dibanggakan.

Film pendeknya yang berudul Kara, Anak Sebatang Pohon menjadi film pendek pertama Indonesia yang masuk nominasi di Cannes Film Festival. Nggak sampai itu aja, Edwin juga berhasil mendapat gelar sebagai sutradara Indonesia terbaik di ajang FFI dengan filmnya Posesif tahun 2017 lalu.

Sekarang nama Edwin masih meniti karir nih. Nggak kaget dong kalau ntar si Edwin bakalan berada di jajaran nama di daftar teratas.

9.Angga Dwimas Sasongko

Sama seperti Edwin, nama Angga mungkin masih awam di telinga masyarakat.Dengan adanya film yang dibuat Angga sangat membawa pengaruh terhadap Indonesia lho, kenapa?

Ini disebabkan karena ia menyutradarai sebuah film Filosofi Kopi. Film ini memang tidak meraik dalam jumlah penonton terbanyak, tetapi dengan adanya film ini membuat banyaknya kedai kopi mulai berkembang di berabagai tempat.

10.Mouly Surya

Ia adalah salah satu dari sebagian sutradara wanita yang membawa dampak besar dalam perfilman Indonesia. Pada 2017, Mouly Surya menjadi sutradara dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.

Karena berkat karyanya, Marsha Timothy telah sukses meraih penghargaan sebagai  “Aktris Terbaik” dalam ajang perfilman terbaik di Spanyol. Film hasil karyanya juga banyak meraih kemenangan perfilman di luar  negeri.

Sangat disayangkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui tentang sutradara-sutradara terbaik yang melahirkan film berkualitas dan bermutu tidak jauh beda dengan film buatan Barat.